Jumat, 15 Juni 2007

Artikel buatan temenku tentang Amalthea




Hehehe.... ini artikel, temanku anak fikom, calon wartawan yang buat...:)
agak2 garings siiii...tapi lucu juga:)
tengs...jesiiii

AMALTHEA, Inovasi Mulia Budayakan Membaca

Dilatarbelakangi oleh kecintaan membaca, sebuah kontribusi nyata dan mulia terlahir dari ide sederhana seorang cewek bernama Deasy Damayanti Putri Pane. Dengan hanya bermodalkan buku-buku bacaan pribadi serta sumbangan buku dari teman-teman kuliahnya, Deasy mampu mendirikan sebuah taman bacaan kecil bernama AMALTHEA yang berlokasi dikediamannya, Jl.Tubagus Ismail XV No.31, Bandung. Nama AMALTHEA sendiri diambil dari nama sebuah satelit Saturnus yang sangat Deasy sukai. Taman bacaan yang telah berdiri sejak 26 Maret 2007 ini, pada awalnya diperuntukkan khusus untuk anak-anak disekitar lingkungan rumahnya. Namun dalam perkembangannya, AMALTHEA semakin dikenal masyarakat sekitar, sehingga kini Taman Bacaan tersebut menjadi santapan bacaan untuk segala umur. Berbagai jenis buku disediakan, mulai dari buku bacaan anak-anak, komik, novel, buku Manajemen, Psikologi, buku-buku islami, majalah, ensiklopedia dan berbagai buku bacaan lainnya.


Taman bacaan yang kini memiliki koleksi ribuan buku itu, bisa dikunjungi setiap hari, mulai dari pukul 14.00-17.00. “Dibuka jam segitu karena tepat jam pulang anak sekolah, jadi waktu bermain mereka bisa diisi dengan kegiatan positif yaitu dengan membaca buku-buku yang ada di AMALTHEA ini”, kata Deasy, Sabtu (09/06) ketika ditanyai alasannya membuka AMALTHEA hanya tiga jam saja. Para pengunjung bisa membaca gratis ditempat atau meminjam buku untuk dibawa pulang kerumah dengan kompensasasi paling lambat dua hari tanpa perlu membayar. Kalaupun lewat dari waktu yang ditentukan, peminjam buku setiap dua harinya harus memberi kabar bahwasanya buku yang dipinjam masih dalam keadaan baik-baik saja.


Setelah hampir empat bulan perjalanannya, kini rata-rata setiap harinya AMALTHEA bisa dikunjungi 10-20 orang pembaca. Tentu saja Deasy semakin membutuhkan bantuan dalam mengelolanya, maka ia mempercayakan Fitri, seorang siswa kelas 2 SMP. Alasannya selain karena Deasy disibukkan oleh kegiatan kampusnya, ia menganggap Fitri yang juga tinggal dilingkungannya tentu bisa mengajak teman-teman sesama anak sekolah untuk datang ke taman bacaan miliknya.


Dia ini sangat concern terhadap hal-hal yang berbau pendidikan anak. Ia merasa anak-anak bukan saja membutuhkan pendidikan formal di sekolah, tetapi juga diperlukan sebuah wadah untuk berkreasi bagi anak-anak. “Selama ini, proses belajar mengajar disekolah selalu diwarnai komunikasi satu arah antara guru dan murid, nah disini saya ingin membuat komunikasi yang dua arah”, lanjut cewek tamatan S2 Tekhnik Industri ITB ini. Sehingga selanjutnya agar anak-anak yang datang ke AMALTHEA tidak jenuh, maka setiap Sabtu dan Minggu Deasy bersama teman-temannya membuat kegiatan-kegiatan bermain dan belajar yang semakin menambah wawasan serta mampu mengembangkan kepribadian anak-anak tersebut.


Kegiatan yang pernah dilakukan selama ini sangat berjalan dengan baik, misalnya dengan membacakan cerita-cerita dongeng, anak-anak diajak berkhayal membuat sebuah cerita sendiri melalui gambar. Atau permainan edukasi seperti membuat roket-rokettan dari campuran basa, mempelajari bahwa rongga yang besar pada kertas bisa membuat sebuah bunga kertas bisa lebih cepat mengembang, belajar bahasa Inggris, membuka kelas merajut untuk ibu-ibu dan hal-hal edukasi lainnya yang sangat berguna untuk dipelajari. Selain itu Deasy juga mengajak anak-anak tersebut berdiskusi sehingga mereka bisa lebih berani dan percaya diri sehingga komunikasi dua arah bisa diwujudkan. Hal ini juga bagian dari harapan cewek berdarah batak ini agar anak-anak Indonesia cara berpikirnya tidak kalah dengan anak-anak dari negara maju. “Mereka tidak boleh pasif, tetapi harus aktif sehingga pendidikan yang diserap bisa langsung terasa dan lengket di otak”, ujar cewek yang hobby traveling ini.


Sebagai seorang akademisi tentunya Deasy memiliki visi dan misi dalam bidang pendidikan yang bisa ia terapkan dalam masyarakat. Selain mendirikan sebuah taman bacaan, selanjutnya ia juga ingin mengajak para generasi muda saat ini untuk bersama-sama mewujudkan ide-ide segar dalam bentuk nyata yang berguna bagi kepentingan masyarakat meskipun harus dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Ia berharap dari taman bacaan ini, bisa memunculkan inspirasi bagi siapa saja untuk ikut berperan langsung dalam pengembangannya, sehingga bisa berdiri komunitas-komunitas lain pendiri taman bacaan. Diakhir wawancaranya, Deasy menambahkan “budayakanlah membaca sehingga kebutuhan akan pendidikan bisa terwujud secara maksimal dan mampu memperoleh masa depan yang lebih baik”.(JC)

7 komentar:

Anonim mengatakan...

weehhh....mantabh kalipun. hehehe....

chayo..!!!!

parobo mengatakan...

Subnahallah....
salut banget ama deasy...
aku yakin deasy pasti dicintai anak - anak dan juga penciptanya...

parobo mengatakan...

subhanallah.....
salut banget buat deasy damayanti...
aku yakin kamu juga akan dicintai anak - anak dan juga penciptanya...

(Danang)

parobo mengatakan...

subhanallah.....
salut banget buat deasy damayanti...
aku yakin kamu juga akan dicintai anak - anak dan juga penciptanya...

(Danang)

Anonim mengatakan...

Mbak deasy, tak comot artikelnya yak! mau taksebarluaskan!!!

Tanpa nunggu di'iyakan, langsung aja comot artikel itu. mau tak masukin ke blog.

Anonim mengatakan...

ass wr wb, mba desi aku upload yah artikelnya mo aku sebarluaskan....

Anonim mengatakan...

ass wr wb, mba desi perkenalkan aku hedi, ijin upload artikel mba, u di publikasikan ke blog saya, maksih....